COS, OS multi-platform baru berbasis Linux dan HTML5 yang siap menguasai pasar China


Pada 15 Januari kemarin, Institute of Software di Chinese Academy of Science (ISCAS) dan Shanghai Liantong Network Communications Technology secara bersama-sama meluncurkan sistem operasi domestik COS (China Operating System) di Beijing. Sama seperti OS TIZEN, COS bisa diterapkan pada perangkat smartphone, tablet, PC, Smart TV, set-top box dan perangkat digital lainnya.

Menurut direktur dari pengenalan software di Chinese Academy of Science Li Ming-shu, COS menggunakan kernel Linux untuk menyediakan lapisan abstraksi hardware, data dan multimedia dan mendukung berbagai lingkungan run-time. "Walaupun COS menggunakan inti dari software open source, namun pengembangan user interface dan kode yang mendasarinya benar-benar dilakukan secara independen," kata Li Ming-shu.

Mengenai strategi jangka panjang untuk COS, Li Ming-shu mengatakan bahwa pihaknya secara aktif akan bekerjasama dengan mitra industri dari hulu sampai hilir untuk membuat COS sebagai OS yang lengkap dan terbuka, meningkatkan ekosistem aplikasi, mempromosikan diversifikasi produk untuk bisa melebihi sistem operasi utama lainnya yang ada di pasaran.

Chen Fei-li, deputy general manager dari Shanghai Liantong
Network Communications
Sebagai salah satu pengembang dan pihak yang melakukan komersialisasi untuk COS, deputy general manager dari Shanghai Liantong Network Communications Technology Chen Fei-li mengatakan bahwa COS mulai dikembangkan sejak bulan Juli 2011. Pada bulan Juli 2013, COS sudah mulai diuji coba pada perangkat set-top box dan pada bulan September 2013 sudah menjadi sistem operasi mobile yang lengkap dan mulai diuji coba pada smartphone buatan produsen besar domestik seperti Coolpad, Xiaomi, Lenovo dan lainnya.

"China Mobile dan China Telecom juga telah menguji smartphone barbasis COS selama tiga bulan, dan mereka telah membahas model bisnis dan kompatibilitas dengan jaringan operator, namun untuk meluncurkan perangkat COS mereka memiliki tingkat konsensus tertentu," kata Chen Fei-li. "Segera akan diluncurkan empat model smartphone berbasis COS, namun kita belum bisa mempublikasikan nama-nama vendor ini."

Unifikasi dari toko aplikasi dianggap oleh Chen Fei-li sebagai senjata pengembangan COS untuk masa depan. Toko aplikasi COS akan menjadi satu-satunya sumber aplikasi untuk perangkat COS dan juga satu-satunya platform penerbitan aplikasi untuk pengembang, dimana pengiklan juga akan terlibat didalamnya. "Bentuk software seperti ini tidak hanya menjamin keamanan tetapi juga memastikan pengalaman konsumen, menghindari pembajakan software, hacking, yang tentunya akan merugikan pengembang dan pengiklan," kata Chen Fei-li.

Keamanan adalah kekhawatiran terbesar di era internet mobile. Untuk menjamin keselamatan dari perangkat dan informasi yang ada didalamnya, COS memberikan perlindungan keamanan mulai inti dari sistem operasi. Selain unifikasi dari toko aplikasi dan level aplikasi, COS juga menyediakan user interface yang bisa secara eksplisit memberikan informasi tentang kinerja aplikasi, perizinan, dan hak yang dimiliki oleh pengguna untuk memilih dan mengontrol setiap program yang mereka akses dengan mengembangkan kebijakan keamanan sistem yang berdasarkan personalisasi.

Integrasi unifikasi toko aplikasi, ditambah dengan memperhatikan fitur keamanan, COS akan berusaha mengetuk pintu operator dan juga produsen ponsel untuk bekerja bersama-sama dalam mengembangkan COS. "Kerjasama dengan produsen ponsel akan terus didorong, karena COS dapat membuat produsen ponsel tidak hanya menjual elemen-elemen hardware, seperti saat mereka menggunakan OS buatan Amerika, tetapi mereka juga bisa ikut membangun toko aplikasi, memberikan penilaian dan verifikasi buat setiap aplikasi, dan produsen ponsel juga memiliki hak untuk memilih aplikasi pre-install yang mereka inginkan,” kata Chen Fei-li.


Chen Feili mengatakan bahwa COS hanya menyediakan platform sistem operasi dasar, sedangkan interface dan fungsi, serta segala sesuatu yang ada pada perangkat akan dipilih sendiri oleh produsen. Di masa depan, COS juga akan bekerja sama produsen chip, dan melalui dukungan untuk berbagai jenis aplikasi yang multi-platform, produsen ponsel juga bisa masuk ke segmen televisi.

Ini semua bisa terjadi karena COS mendukung aplikasi dan game cross-platform berbasis HTML5, serta juga bisa menjalankan virtual machine (VM) dari pihak ketiga untuk menjalankan aplikasi Java (mungkin maksudnya nanti akan bisa menjalankan aplikasi Android yang berbasis Java dengan mengkloning Dalvik VM). Saat ini, COS dapat menjalankan berbagai aplikasi di toko aplikasi yang telah dihuni lebih dari 100.000 aplikasi. Selain berbagai dukungan aplikasi, pengembang COS juga bisa memporting aplikasi mobile COS agar bisa dijalankan pada Smart TV, set-top box dan perangkat digital lainnya untuk menciptakan peluang yang lebih besar dalam meraih pendapatan. "Tujuan utama dari COS adalah untuk menjadi sistem operasi utama yang digunakan di China," kata Chen Fei-li.

Kalau kita melihat sekilas, COS ini hampir mirip dengan TIZEN. Baik itu pengembangan OS, dukungan perangkat yang multi-platform, unifikasi toko aplikasi, kernel OS dan dukungan aplikasi pihak ketiga, governance dan tujuan masa depannya. Dukungan HTML5 untuk konten pihak ketiga membuat aplikasi COS juga memiliki kompatibilitas dengan OS lain yang berbasis web seperti TIZEN, Firefox OS dan webOS. Berikut ini dua video tentang COS.






Comments